Homeschooling adalah komitmen panjang keluarga, untuk mau terus memperbaiki diri, dan menambah ilmu
Rabu, 03 Oktober 2012
Aku Suka Singkong, Kau Suka Keju
Beberapa kali saya cukup 'resah' dengan pertanyaan-pertanyaan orang-orang di sekitar saya masalah pergaulan anak-anak. Dibilang nanti nggak bisa gaul, kurang sosialisasi, susah membaur, dan semacamnya. Saya tidak bisa berani menjawab, tetapi saya tetap berkeyakinan Insyaa Allooh pilihan kami untuk menjalankan HE adalah sebuah keputusan yang cocok untuk keluarga kami.
Perlahan, saya mulai bisa menemukan jawaban atas keresahan itu. Di usia 3 tahunan, anak pertama saya adalah anak yang sangat sulit berbaur, seperti takut dengan suasana ramai, terlihat susah 'bersosialisasi'. Dengan izin Allooh Subhaanahu Wa ta'ala perlahan dia terlihat menjadi anak yang mudah bergaul, seiring bertambah usianya.
Keresahan saya reda. Tak disangka, saya menemukan fakta lain dari anak-anak yang HE. Menurut pengamatan saya, mereka anak-anak HE yang saya amati adalah anak-anak yang memiliki identitas diri yang kuat, tak mudah dipengaruhi orang lain (dalam hal kepribadian) dan mampu menghargai perbedaan yang dimiliki setiap anak.
Teman H rajin dan kuat hafalannya, yang lainnya cerdas dalam hal pengetahuan umum. Ada yang pintar berhitung, ada yang suka menulis, berolahraga, melukis, membuat kerajinan tangan. Di saat mereka bertemu dalam satu forum, semuanya berbaur dengan identitas masing-masing. Tak ada yang lebih pintar dari yang lain, ini hanya masalah diferensiasi minat yang mengandung kesetaraan. Anak saya mengakui beberapa kelemahannya, tetapi ia juga menyadari kekuatan dirinya. Dia senang dengan kelebihannya, dan saya mendorongnya untuk terus berkembang.
Cara bergaul anak-anak HE kami sungguh luar biasa. Tak ada yang merasa iri dengan kemampuan dan hal lain yang dimiliki teman lain. Tak ada rengekan minta dibelikan tempat pensil Cibi yang sedang tren, atau tas model tertentu yang sedang tren. Mereka berkembang dengan identitas mereka sendiri, yang tentunya melalui pengarahan orang tua dan taufiiq dari Allooh. Maka, tak ada masalah untuk anak-anak ini akankah diterima di genk tertentu atau tidak. Bila mereka tidak boleh/dilarang bermain oleh anak tetangga misalnya, ya sudah, pulang saja.
Identitas diri merupakan modal yang baik untuk pembentukan kepercayaan diri seorang anak. Seorang anak yang mudah terbawa pengaruh lingkungan/media massa bisa jadi karena dia bingung dengan cara yang benar untuk menjalani kehidupannya. maka, janganlah sia-siakan saat anak-anak berada di bawah pengasuhan orang tua, utnuk selalu menanamkan nilai-nilai yang tepat tentang akhlak, akidah, dan lainnya. Alloohu a'lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar