Ini adalah sebuah akronim yang benar-benar baru buat saya. Di angkot anak muda ngomong KEPO, di jalan, pasar, di facebook. Yang ternyata artinya adalah Knowing Every Particular Object. Saya malah harus bilang "WOW" untuk bahasa gaul ini.
Kalau saya terjemahkan KEPO berarti keingintahuan tentang hal-hal yang diamati (terjemahan bebas versi saya). Ini adalah modal utama belajar. Di saat kita terus bertanya tentang sesuatu, kita akan terus memburu jawabannya. Dengan usaha, serta izin Allooh, proses pencarian jawaban akan berlangsung sehingga bertemulah kita dengan jawaban yang benar.
Proses belajar anak-anak kami tak jarang diawali dari sebuah pertanyaan "kenapa", "kapan", "bagaimana", dan sejenisnya. Tak jarang mereka menjadi pengamat langsung saat ingin memenuhi keingintahuan mereka. Saat banyak ulat di kebun, banyak laron di dekat lampu, dan lainnya. Pengamatan langsung ini akan sangat serasi apabila orangtua dengan sigap menemani mereka bersama-sama mencari tahu faktanya.
Pencarian fakta bisa didapatkan melalui berbagai cara, antara lain percobaan, mencari bersama melalui sumber internet, membaca buku bersama, observasi lapangan, atau mendatangi/bertanya kepada orang yang ahli. Saat banyak laron menghampiri lampu, anak ke dua memperhatikan, beberapa saat kemudian dia membuat 'laporan' bahwa laron telah terperangkap di sarang laba-laba. Beberapa saat kemudian,'laporan' ia lengkapi lagi, seekor laba-laba mendatangi laron tersebut dan tampaknya akan melahapnya. Dari sini dia menyimpulkan, bahwa sarang laba-laba memiliki fungsi sebagai perangkap. Temuan ini lalu dikombinasikan dengan membaca buku tentang laba-laba, maka terpenuhi keingintahuannya.
keingintahuan, bagi saya adalah modal belajar. Di saat mereka terus ingin tahu, maka proses belajar akan terus berjalan. Peliharalah terus harta berharga ini. Saat anak-anak merasa keingintahuan mereka terpenuhi, mereka akan terus mengajukan jawaban, insyaa allooh mereka akn terus mencintai pengetahuan. Pengetahuan yang didapat dari pengalaman merupakan sesuatu yang berharga bagi anak-anak, dan biasanya melekat lama.
Sebaliknya, saat mereka mengajukan pertanyaan, rasa penasaran, tetapi tak kunjung mendapat tanggapan, semangat untuk terus mengajukan pertanyaan akan berkurang. Ingatlah Newton menemukan hukum gravitasi dari pertanyaan di kepalanya tentang sebuah apel yang jatuh, Archimedes heran mengapa air di bak mandinya tumpah saat ia menceburkan diri, mereka ini orang-orang yang memiliki sikap KEPO.
Jadi, sikap KEPO perlu dijaga bagi anak-anak sebagai awal proses belajarnya. (asal bukan ingin tahu urusan yang nggak penting yaaaaa)
Kalau saya terjemahkan KEPO berarti keingintahuan tentang hal-hal yang diamati (terjemahan bebas versi saya). Ini adalah modal utama belajar. Di saat kita terus bertanya tentang sesuatu, kita akan terus memburu jawabannya. Dengan usaha, serta izin Allooh, proses pencarian jawaban akan berlangsung sehingga bertemulah kita dengan jawaban yang benar.
Proses belajar anak-anak kami tak jarang diawali dari sebuah pertanyaan "kenapa", "kapan", "bagaimana", dan sejenisnya. Tak jarang mereka menjadi pengamat langsung saat ingin memenuhi keingintahuan mereka. Saat banyak ulat di kebun, banyak laron di dekat lampu, dan lainnya. Pengamatan langsung ini akan sangat serasi apabila orangtua dengan sigap menemani mereka bersama-sama mencari tahu faktanya.
Pencarian fakta bisa didapatkan melalui berbagai cara, antara lain percobaan, mencari bersama melalui sumber internet, membaca buku bersama, observasi lapangan, atau mendatangi/bertanya kepada orang yang ahli. Saat banyak laron menghampiri lampu, anak ke dua memperhatikan, beberapa saat kemudian dia membuat 'laporan' bahwa laron telah terperangkap di sarang laba-laba. Beberapa saat kemudian,'laporan' ia lengkapi lagi, seekor laba-laba mendatangi laron tersebut dan tampaknya akan melahapnya. Dari sini dia menyimpulkan, bahwa sarang laba-laba memiliki fungsi sebagai perangkap. Temuan ini lalu dikombinasikan dengan membaca buku tentang laba-laba, maka terpenuhi keingintahuannya.
keingintahuan, bagi saya adalah modal belajar. Di saat mereka terus ingin tahu, maka proses belajar akan terus berjalan. Peliharalah terus harta berharga ini. Saat anak-anak merasa keingintahuan mereka terpenuhi, mereka akan terus mengajukan jawaban, insyaa allooh mereka akn terus mencintai pengetahuan. Pengetahuan yang didapat dari pengalaman merupakan sesuatu yang berharga bagi anak-anak, dan biasanya melekat lama.
Sebaliknya, saat mereka mengajukan pertanyaan, rasa penasaran, tetapi tak kunjung mendapat tanggapan, semangat untuk terus mengajukan pertanyaan akan berkurang. Ingatlah Newton menemukan hukum gravitasi dari pertanyaan di kepalanya tentang sebuah apel yang jatuh, Archimedes heran mengapa air di bak mandinya tumpah saat ia menceburkan diri, mereka ini orang-orang yang memiliki sikap KEPO.
Jadi, sikap KEPO perlu dijaga bagi anak-anak sebagai awal proses belajarnya. (asal bukan ingin tahu urusan yang nggak penting yaaaaa)