Kuperuntukkan risalah ini bagimu Duhai Istriku….. Raihlah
surga di rumahmu dengan bakti dan cinta pada suami tersayangmu. Renungkanlah
sejenak, sudahkah anda menjadi istri idaman suami? Ibu panutan anak-anak? Wanita
sholihah teladan ummat? Dan terakhir maukah Engkau menjadi istri sholihah yang
dicintai Alloh kemudian dicintai oleh suamimu?
Istriku sayang…jangan lupa bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyebutkan bahwa penghuni neraka paling banyak adalah para wanita, hal ini dikarenakan mereka sering tidak bersyukur kepada suami dan sering tidak menjaga lisan.
بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد:
Jazakillah khairan (semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan) wahai istriku sayang… Kamu masih bisa tabah,
tersenyum dan memberikan dorongan di saat aku terhimpit dalam ekonomi.
Jazakillah khairan (semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan) wahai istriku sayang… Kamu masih bisa mengurus
anak-anak yang sakit dengan sentuhan lembutmu, disaat aku tidak bisa membawa
mereka ke rumah sakit, karena minimnya biaya.
Jazakillah khairan (semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan) wahai istriku sayang… Kamu masih bisa masak enak
disaat bumbu-bumbu dapur habis, karena aku tidak mampu beli, walaupun waktu
gajian masih lama.
Jazakillah khairan (semoga Allah
membalasmu dengan kebaikan) wahai istriku sayang… Lisanmu tidak pernah mengeluh,
mengeluarkan kata-kata kotor disaat kesempitan ekonomi melanda kita. Dan Engkau tidak membandingkanku dengan orang lain.
Istriku sayang… jangan lupa bahwa Aisyah
radhiyallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lebih berat cobaannya
dari kita.
عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا كَانَتْ تَقُولُ وَاللَّهِ يَا ابْنَ أُخْتِى إِنْ كُنَّا لَنَنْظُرُ إِلَى الْهِلاَلِ ثُمَّ الْهِلاَلِ ثُمَّ الْهِلاَلِ ثَلاَثَةَ أَهِلَّةٍ فِى شَهْرَيْنِ وَمَا أُوقِدَ فِى أَبْيَاتِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَارٌ – قَالَ – قُلْتُ يَا خَالَةُ فَمَا كَانَ يُعَيِّشُكُمْ قَالَتِ الأَسْوَدَانِ التَّمْرُ وَالْمَاءُ إِلاَّ أَنَّهُ قَدْ كَانَ لِرَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جِيرَانٌ مِنَ الأَنْصَارِ وَكَانَتْ لَهُمْ مَنَائِحُ فَكَانُوا يُرْسِلُونَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مِنْ أَلْبَانِهَا فَيَسْقِينَاهُ.
Artinya: “Urwah rahimahullah bercerita bahwa Aisyah radhiyallahu ‘anha bercerita: “Demi Allah wahai keponakanku, sungguh kami melihat datangnya bulan purnama, kemudian datang lagi bulan purnama, kemudian datang lagi bulan purnama, tiga bulan purnama dalam dua bulan, dan (selama itu) tidak dinyalakan api (untuk memasak) di dalam rumah-rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, Urwah rahimahullah bertanya: “Wahai bibi, lalu apa yang kalian makan?”, Aisyah radhiyallahu ‘anha menjawab: “Dua yang hitam, yaitu kurma dan air, tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai tetangga dari kaum Anshar, mereka mempunyai onta-onta yang diberikan kepada seseorang untuk diperah dan mereka mengirimkan susu-susunya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau memberikannya kepada kami”. (HR. Bukhari dan Muslim)Istriku sayang…jangan lupa bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menyebutkan bahwa penghuni neraka paling banyak adalah para wanita, hal ini dikarenakan mereka sering tidak bersyukur kepada suami dan sering tidak menjaga lisan.
عَنِ أَسْمَاءَ بِنْتَ يَزِيدَ – إِحْدَى نِسَاءِ بَنِى عَبْدِ الأَشْهَلِ – تَقُولُ مَرَّ بِنَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَنَحْنُ فِى نِسْوَةٍ فَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَقَالَ « إِيَّاكُنَّ وَكُفْرَ الْمُنَعَّمِينَ ». فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا كُفْرُ الْمُنَعَّمِينَ قَالَ « لَعَلَّ إِحْدَاكُنَّ أَنْ تَطُولَ أَيْمَتُهَا بَيْنَ أَبَوَيْهَا وَتَعْنُسَ فَيَرْزُقَهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ زَوْجاً وَيَرْزُقَهَا مِنْهُ مَالاً وَوَلَداً فَتَغْضَبَ الْغَضْبَةَ فَرَاحَتْ تَقُولُ مَا رَأَيْتُ مِنْهُ يَوْماً خَيْراً قَطُّ ».
Artinya: “Asma binti
Yazid, salah seorang wanita keturunan Abdul Asyhal bercerita: “Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam pernah melewati kami, pada saat kami sedang
berkumpul-kumpul bersama para perempuan, kemudian beliau mengucapkan salam
kepada kami, lalu beliau bersabda: “Jauhilah sikap tidak bersyukur kepada
orang-orang yang memberikan pemberian”, lalu kami bertanya: “Wahai Rasulullah,
apakah itu sikap tidak bersyukur kepada orang-orang yang memberikan pemberian?”,
beliau menjawab: “Mungkin salah seorang wanita dari kalian hidup lama dan manja
bersama kedua orangtuanya, lalu Allah Ta’ala menganugerahi dia seorang suami dan
memberikan kepadanya harta dan anak dari suaminya, suatu ketika dia marah
(kepada suaminya), maka iapun mengucapkan: “Aku tidak pernah melihat sama sekali
satu kebaikanpun darinya walau seharipun”. (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al
Albani di dalam kitab silsilat Al Ahadits Ash Shahihah)
Istriku sayang…jangan lupa bahwa sebesar
ujian yang kita dapatkan sebesar itu pula cinta Allah Ta’ala kepada kita, jika
kita sabar dan tabah.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُ قَالَ « عِظَمُ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ ».
Artinya: “Anas bin Malik
radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah
jika mencintai suatu kaum Dia menguji mereka, maka barangsiapa ridha maka
baginya keridahaan dan siapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Ibnu Majah
dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Silsilah Al Ahadits Ash Shahihah)
Ya Allah…aku meridhai
istriku… dan rasul-Mu shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyatakan bahwa
seorang suami adalah surga atau neraka istri, masukkanlah istriku ke dalam
surga, sungguh aku suaminya telah meridhainya…Allahumma amin.
عن حصين بن محصن قال : حدثتني عمتي قالت : أتيت النبي صلى الله عليه و سلم في بعض الحاجة فقال : اي هذه أذات بعل أنت ؟ قلت : نعم قال : كيف أنت له ؟ قالت : ما آلوه إلا ما عجزت عنه قال : فأين أنت منه فإنما هو جنتك و نارك
Artinya: “Dari Hushain bin
muhshin rahimahullah, dia berkata: “Bibiku menceritakan: “Aku pernah mendatangi
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam untuk beberap keperluan, kemudian
beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya: “Apakah kamu wanita mempunyai
suami?”, aku jawab: “Iya”, beliau bertanya: “Bagaimana sikapmu terhadapnya?”,
aku jawab: “Aku selalu mengurusinya kecuali yang aku tidak sanggup untuk
melaksanakannya”, beliau bersabda: “Perhatikan sikapmu terhadapnya, karena dia
adalah surga atau nerakamu”. (HR. Al Hakim dan dishahihkan oleh Al Albani di
dalam kitab Shahih At Targhib wa At Tarhib)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ألا كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، … والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم”
“Ketahuilah, kalian semua adalah
pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang
dipimpinnya … Seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka“[al-Bukhari
(no. 2278) dan Muslim (no. 1829).].
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً}
“Dan (mereka adalah) orang-orang
yang berdoa: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan
keturunan kami sebagai penyejuk (pandangan) mata (kami), dan jadikanlah kami
pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan:74).
Dari suami yang menyayangi istrinya karena
Allah Ta’ala.
mas yudi nih yang nulis?subhanallah...gud gud gud
BalasHapus