1.
Meluruskan niat. Menjalankan HS/HE bukanlah hal yang luar
biasa. Proses ini adalah sebuah keniscayaan dalam hidup, saat kita memutuskan
akan menikah. Mempersiapkan diri menjadi madrasah terbaik, bagi para perempuan,
dan memilih lahan pendidikan terbaik bagi para laki-laki.
Saat teman/saudara kita meragukan kemampuan kita sebagai orang tua menjalankan HS/HE, ingatlah niat hanya mengharap ridha Allah Jalla wa ‘ala. Sebaliknya, saat decak kagum datang menghampiri anak/diri kita, ingat pula, ini semua karena karunia Allah, dan berdoalah agar Alah senantiasa menutupi aib kita.
Saat teman/saudara kita meragukan kemampuan kita sebagai orang tua menjalankan HS/HE, ingatlah niat hanya mengharap ridha Allah Jalla wa ‘ala. Sebaliknya, saat decak kagum datang menghampiri anak/diri kita, ingat pula, ini semua karena karunia Allah, dan berdoalah agar Alah senantiasa menutupi aib kita.
Ingatlah di akhirat nanti kita akan ditanya tentang harta kita dihabiskan untuk apa, waktu kita, dan rasa letih kita. “Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya apa yang ia lakukan dengannya, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan, dan tentang anggota tubuhnya untuk apa ia pergunakan.”( HR. Tirmidzi, 4/612 no. 2417 dan Ad Darimi, 1/452 no. 554 Maktabah Syamilah.)