Melihat komik-komik edukasi terbitan Korea semacam seri 'Why' ini
bikin iri. Gimana tidak, tiap judul diperiksa dan telaah oleh ahli yang
mumpuni di bidangnya. Selain itu, faktor alur cerita dan ilustrasi pun
tak kalah keren.
Seri ' Sains Investigasi' di foto ini melibatkan seorang alumnus akademi kepolisian yang melanjutkan studinya di program master jurusan Investigasi Ilmiah. Komik yang selama ini berkonotasi 'bacaan cemen' jadi sebuah karya yang bobot ilmiahnya bisa dipertanggungjawabkan.
Seri ' Sains Investigasi' di foto ini melibatkan seorang alumnus akademi kepolisian yang melanjutkan studinya di program master jurusan Investigasi Ilmiah. Komik yang selama ini berkonotasi 'bacaan cemen' jadi sebuah karya yang bobot ilmiahnya bisa dipertanggungjawabkan.
Buku dengan judul lain juga menggandeng Doktor di bidang teknik
lingkungan untuk judul 'Air', seorang mantan anggota Komite Badan
Budaya juga diajak serta memeriksa buku berjudul sains tradisional. Ada
deretan ahli lain; peraih penghargaan di bidang penulisan inovasi,
Manajer Riset di lembaga penelitian UFO Korsel, Dosen Senior yang
merupakan Ketua Lembaga Ilmu Kedokteran, Doktor di bidang sejarah, dan
masih banyak lagi ahli lain.
Buat saya, ini seperti menuangkan kasih sayang seorang ayah/ibu ke dalam tulisan. Sebuah kerelaan berbagi demi kemajuan anak-anak dan memenuhi rasa ingin tahu mereka. Atau bisa juga dilihat sebagai 'titipan warisan' yang harus dijaga oleh anak-cucu penerus generasi. Ilmu yang mereka dapatkan, diterjemahkan kembali ke dalam bahasa yang lebih sederhana, dalam sebuah cerita kanak-kanak 'tak penting' yang alurnya dibuat naik-turun. Membaca seri ini tidak terbayang ini hasil rembukan tiga posisi kece: penulis-ilustrator-seorang ahli.
Semoga para ahli, doktor, inovator, serta peran lain di Indonesia bisa mewariskan ilmu mereka ke dalam sebuah buku yang 'sederhana'.
Buat saya, ini seperti menuangkan kasih sayang seorang ayah/ibu ke dalam tulisan. Sebuah kerelaan berbagi demi kemajuan anak-anak dan memenuhi rasa ingin tahu mereka. Atau bisa juga dilihat sebagai 'titipan warisan' yang harus dijaga oleh anak-cucu penerus generasi. Ilmu yang mereka dapatkan, diterjemahkan kembali ke dalam bahasa yang lebih sederhana, dalam sebuah cerita kanak-kanak 'tak penting' yang alurnya dibuat naik-turun. Membaca seri ini tidak terbayang ini hasil rembukan tiga posisi kece: penulis-ilustrator-seorang ahli.
Semoga para ahli, doktor, inovator, serta peran lain di Indonesia bisa mewariskan ilmu mereka ke dalam sebuah buku yang 'sederhana'.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar