Setelah
kemarin ikut workshop neuro parenting practitioner, baru paham kenapa
buku2 anak terbitan luar negeri sangat disukai anak-anak.
Mereka menyusun buku anak sesuai tahap perkembangan otak.
1. Untuk usia 0-3 tahun dibuat buku2 yg bisa mengoptimalkan indera peraba (buku tekstur), indera penciuman (buku dengan bau2an), indera pendengaran (buku dengan suara tertentu) indera penglihatan (buku dngan warna2 meriah).
Di usia ini pusat emosi di otak berkembang lebih dulu, anak bahkan sudah bisa menangkap emosi orang tua sejak ia baru dilahirkan. Melalui mimik, suara, dsb. KArena pusat emosi sedang berkembang, anak usia 0-3 tahun harus diasuh oleh ibu, yang memiliki volume amigdala (pusat pengatur emosi di otak) lebih besar. Di usia 0-3 tahun anak harus diberikan lingkungan emosi yang baik. Seorang anak yang tidak diperhatikan perkembangan emosinya di usia ini, kelak menjadi orang yang tak memiliki empati.
Di usia 3-7 tahun kognisi mulai berkembang, di usia ini anak-anak mulai bisa belajar berbahasa. Ayah dan ibu menjalani pengasuhan secara bergantian. Di usia ini juga anak sudah mulai bisa dikenalkan kepada berbagai jenis emosi.
Buku-buku dari luar negeri bahkan ada yang menampilkan hanya berbagai macam mimik: takut, marah, sedih, cinta, jengkel. Dulu sebelum mengikuti NPP saya pikir buku semacam ini sekadar hiburan untuk anak-anak saja, ternyata memang di rentang usia ini kebutuhan pengenalan emosi menjadi penting.
Di usia 0-7 tahun anak-anak bisa distimulus dengan latihan mengkoordinasi gerakan-gerakan, termasuk irama gerakan, motorik halus, psikomotorik. DI rentang usia ini sebaiknya anak lebih banyak bermain di luar ruangan. Karena dengan latihan psikomotorik itulah, anak-anak belajar kecerdasan. Di rentang usia ini anak belum bisa diberi hukuman, karena alat di otaknya belum memiliki perangkat untuk menerima hal tersebut.
Di rentang usia 0-7 tahun, KETANGGUHAN harus dibangun lebih banyak.
2. Usia 7-14 tahun. Di usia ini korteks (bagian otak yang mengatur kecerdasan intelejensi) mulai berkembang. Di usia ini saatnya kita memasukkan nilai-nilai dasar kepada anak-anak. Buku-buku dari luar negeri biasanya menceritakannya lewat tokoh binatang, kartun imajiner, dan cerita klasik/folklore. Menurut saya, untuk buku-buku yang digunakan sebagai penanaman nilai kepada anak sebaiknya buku-buku yang berisi kisah nyata. Misalnya kisah para Rasul, Nabi, ulama, dan orang-orang saleh baik laki-laki maupun perempuan.
Manfaatkan juga gelombang alfa, yang biasanya terdapat di 5 menit sebelum anak memejamkan mata untuk tidur. Di waktu inilah saat yang baik membisikkan/memasukkan nilai-nilai baik yang kita harapkan kepada anak.
Di tahap perkembangan ini, otak anak sudah bisa membuat penilaian, keputusan, menerima aturan main, etika, serta memunculkan model dirinya. Peran amigdala (pengatur emosi) mulai turun, rasio akan lebih dominan. Di rentang 7-14 tahun, KECERDASAN dibangun lebih banyak.
Perkembangan emosi di usia ini diarahkan kepada pengelolaan emosi. Musalnya mengelola rasa sedih, rasa kesal,, takut, marah, dan sebagainya.
Buat orang tua/calon orang tua yang memiliki kelonggaran waktu, tenaga, harta, ada baiknya ikut pelarihan Neuro parenting Practitioner, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
cc. Dokter Amir Zuhdi saya sedang me-review pemahaman saya, Dok. Mohon koreksinya ya, terima kasih.
Bersambung.
Mereka menyusun buku anak sesuai tahap perkembangan otak.
1. Untuk usia 0-3 tahun dibuat buku2 yg bisa mengoptimalkan indera peraba (buku tekstur), indera penciuman (buku dengan bau2an), indera pendengaran (buku dengan suara tertentu) indera penglihatan (buku dngan warna2 meriah).
Di usia ini pusat emosi di otak berkembang lebih dulu, anak bahkan sudah bisa menangkap emosi orang tua sejak ia baru dilahirkan. Melalui mimik, suara, dsb. KArena pusat emosi sedang berkembang, anak usia 0-3 tahun harus diasuh oleh ibu, yang memiliki volume amigdala (pusat pengatur emosi di otak) lebih besar. Di usia 0-3 tahun anak harus diberikan lingkungan emosi yang baik. Seorang anak yang tidak diperhatikan perkembangan emosinya di usia ini, kelak menjadi orang yang tak memiliki empati.
Di usia 3-7 tahun kognisi mulai berkembang, di usia ini anak-anak mulai bisa belajar berbahasa. Ayah dan ibu menjalani pengasuhan secara bergantian. Di usia ini juga anak sudah mulai bisa dikenalkan kepada berbagai jenis emosi.
Buku-buku dari luar negeri bahkan ada yang menampilkan hanya berbagai macam mimik: takut, marah, sedih, cinta, jengkel. Dulu sebelum mengikuti NPP saya pikir buku semacam ini sekadar hiburan untuk anak-anak saja, ternyata memang di rentang usia ini kebutuhan pengenalan emosi menjadi penting.
Di usia 0-7 tahun anak-anak bisa distimulus dengan latihan mengkoordinasi gerakan-gerakan, termasuk irama gerakan, motorik halus, psikomotorik. DI rentang usia ini sebaiknya anak lebih banyak bermain di luar ruangan. Karena dengan latihan psikomotorik itulah, anak-anak belajar kecerdasan. Di rentang usia ini anak belum bisa diberi hukuman, karena alat di otaknya belum memiliki perangkat untuk menerima hal tersebut.
Di rentang usia 0-7 tahun, KETANGGUHAN harus dibangun lebih banyak.
2. Usia 7-14 tahun. Di usia ini korteks (bagian otak yang mengatur kecerdasan intelejensi) mulai berkembang. Di usia ini saatnya kita memasukkan nilai-nilai dasar kepada anak-anak. Buku-buku dari luar negeri biasanya menceritakannya lewat tokoh binatang, kartun imajiner, dan cerita klasik/folklore. Menurut saya, untuk buku-buku yang digunakan sebagai penanaman nilai kepada anak sebaiknya buku-buku yang berisi kisah nyata. Misalnya kisah para Rasul, Nabi, ulama, dan orang-orang saleh baik laki-laki maupun perempuan.
Manfaatkan juga gelombang alfa, yang biasanya terdapat di 5 menit sebelum anak memejamkan mata untuk tidur. Di waktu inilah saat yang baik membisikkan/memasukkan nilai-nilai baik yang kita harapkan kepada anak.
Di tahap perkembangan ini, otak anak sudah bisa membuat penilaian, keputusan, menerima aturan main, etika, serta memunculkan model dirinya. Peran amigdala (pengatur emosi) mulai turun, rasio akan lebih dominan. Di rentang 7-14 tahun, KECERDASAN dibangun lebih banyak.
Perkembangan emosi di usia ini diarahkan kepada pengelolaan emosi. Musalnya mengelola rasa sedih, rasa kesal,, takut, marah, dan sebagainya.
Buat orang tua/calon orang tua yang memiliki kelonggaran waktu, tenaga, harta, ada baiknya ikut pelarihan Neuro parenting Practitioner, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
cc. Dokter Amir Zuhdi saya sedang me-review pemahaman saya, Dok. Mohon koreksinya ya, terima kasih.
Bersambung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar